Azhar, Zahra, Zalfa and Jihan

Azhar, Zahra, Zalfa and Jihan

Pesan

hanya dengan berusaha dan keyakinan dalam hati ..semua yang kita impikan akan terwujud ..percayalah!!

Tuesday, March 30, 2010

Perkembangan Perilaku Individu

A. Konsep Perkembangan Individu
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
Sistematis adalah bahwa perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh : kemampuan berbicara seseorang akan sejalan dengan kematangan dalam perkembangan intelektual atau kognitifnya. Kemampuan berjalan seseorang akan seiring dengan kesiapan otot-otot kaki. Begitu juga ketertarikan seorang remaja terhadap jenis kelamin lain akan seiring dengan kematangan organ-organ seksualnya.
Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif (fisik) mapun kualitatif (psikis). Contoh : perubahan proporsi dan ukuran fisik (dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar); perubahan pengetahuan dan keterampilan dari sederhana sampai kepada yang kompleks (mulai dari mengenal huruf sampai dengan kemampuan membaca buku).
Berkesinambungan artinya bahwa perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan. Contoh : untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih dahulu harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya yaitu kemampuan duduk dan merangkak.

Perkembangan individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut:
 Terjadinya perubahan dalam aspek : Fisik (berat dan tinggi badan) dan Psikis (berbicara dan berfikir)
 Terjadinya perubahan proporsi: Fisik (proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan Psikis (perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis).
 Lenyapnya tanda – tanda yang lama: Fisik (rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar pineal) dan Psikis (lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsive).
 Diperolehnya tanda – tanda baru: Fisik (pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis dan jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua) dan Psikis (berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama).
Prinip- prinsip perkembangan individu, yaitu :
a. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.
b. Semua aspek perkembangan saling berhubungan.
c. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
d. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
e. Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.
f. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.
Arah atau pola perkembangan sebagai berikut :
a. Cephalocaudal & proximal-distal (perkembangan manusia itu mulai dari kepala ke kaki dan dari tengah (jantung, paru dan sebagainya) ke samping (tangan).
b. Struktur mendahului fungsi.
c. Diferensiasi ke integrasi.
d. Dari konkret ke abstrak.
e. Dari egosentris ke perspektivisme.
f. Dari outer control ke inner control.
Tahapan – Tahapan Perkembangan Individu
Dalam berbagai literatur kita dapati berbagai pendekatan dalam menentukan tahapan perkembangan individu, diantaranya adalah pendekatan didaktis. Dalam hal ini, Syamsu Yusuf (2003) mengemukakan tahapan perkembangan individu dengan menggunakan pendekatan didaktis, sebagai berikut :
a. Masa Usia Pra Sekolah
Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua yaitu (1) Masa Vital dan (2) Masa Estetik
 Masa Vital; pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar pada tahun pertama dalam kehidupan individu , Freud menyebutnya sebagai masa oral (mulut), karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar.Pada tahun kedua anak belajar berjalan sehingga anak belajar menguasai ruang, mulai dari yang paling dekat sampai dengan ruang yang jauh. Pada tahun kedua umunya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan. Melalui latihan kebersihan, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya.
 Masa Estetik; dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Pada masa ini panca indera masih sangat peka.
b. Masa Usia Sekolah Dasar
Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu : (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
 Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
 Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
 Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
 Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
 Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
 Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
 Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
 Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
 Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
 Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
 Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
 Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
Masa Usia Sekolah Menengah
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja, yang terbagai ke dalam 3 bagian yaitu :
 masa remaja awal; biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif, dalam jasmani dan mental, prestasi, serta sikap sosial,
 masa remaja madya; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.
 masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja, yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.
Masa Usia Kemahasiswaan (18,00-25,00 tahun)
Masa ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup.
B. Dinamika perilaku individu
1. Pengamatan adalah proses belajar mengenal segala sesuatu yang berada di lingkungan sekitar dengan menggunakan alat indera penglihatan, pendengaran, pengecap dan pembau.
2. Persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di otak atau pengertian individu tentang situasi atau pengalaman. Ciri umum dari persepsi adalah terkait dengan dimensi ruang dan waktu, terstruktur, menyeluruh dan penuh arti. Persepsi bersifat subjektif dan dipengaruhi oleh perhatian selektif, ciri-ciri rangsangan, nilai dan kebutuhan individu, dan pengalaman.
3. Berfikir adalah aktivitas yang bersifat ideasional untuk menemukan hubungan antara bagian-bagian pengetahuan. Berpikir bertujuan untuk membentuk pengertian, membentuk pendapat, dan menarik kesimpulan. Proses Berfikir kreatif terdiri dari persiapan , inkubasi, iluminasi, verifikasi. Jenis berpikir ada 2 yaitu berpikir tingkat rendah dan tingkat tinggi.
4. Inteligensi dapat diartikan sebagai:
1) Kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir rasional.
2) Kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru.
3) Kemampuan memecahkan simbol-simbol tertentu. Inteligensi tidak sama dengan IQ karena IQ hanya rasio yang diperoleh dengan menggunakan tes tertentu yang tidak atau belum tentu menggambarkan kemampuna individu yang lebih kompleks. Teori tentang inteligensi di antaranya G-Theory (general theory) dan S-Theory (specific theory). Inteligensi dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
5. Sikap adalah evaluasi positif-negatif-ambivalen individu terhadap objek, peristiwa, orang, atau ide tertentu. Sikap merupakan perasaan, keyakinan, dan kecenderungan perilaku yang relatif menetap. Unsur-unsur sikap meliputi kognisi, afeksi, dan kecenderungan bertindak. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah pengalaman khusus, komunikasi dengan orang lain, model, dan lembaga-lembaga sosial.

C. Arah Perkembangan Individu
Pada individu-individu yang tergolong normal pada umumnya perkembangan laju pesat sampai usia limabelas tahun, di mana tercapainya titik optimal kedewasaan perkembangan fungsi-fungsi fisik dan psikis (intelektual).
Ada tiga kemungkinan kecenderungan arah garis perkembangan hidup seseorang yang dapat digambarkan secara visual, sebagai berikut.
Kemungkinan perkembangan selanjutnya:
1. Kemungkinan pertama, bagi mereka yang tidak memperoleh kesempatan untuk belajar atau melatih fungsi-fungsinya (terutama segi intelektual), maka kemampuannya cenderung tidak berkembang lagi sampai usia sekitar empat puluh tahunan. Bahkan, setelah mencapai usia tersebut kemampuannya mulai menurun, malahan tidak kurang jumlahnya yang menuju pikun pada hari-hari tuanya (garis a)
2. Kemungkinan kedua, bagi mereka yang bernasib baikuntuk memperoleh kesempatan belajar atau melatih fungsi-fungsi psikofisiknya lebih lanjut, maka perkembangan kemampuan fungsi-fungsi masih ada baiknya bersifat peningkatan atau perluasan sampai taraf empat puluhan pulam namun selanjutnya, setelah dijalani usia tersebut tidak berkesempatan lagi belajar, tetapi hanya bekerja, secara routline dan monoton, maka cenderung untuk berada pada titik jenuh tersebut dan tidak berkembang lagi (garis b).
Namun bagi mereka yang terus berusaha belajar dan mengumuli perkembangan informasi-informasi mutakhir, perkembangan itu dapat terjadi meskipun hanya bersifat perluasan atau pendalaman (garis c).

No comments:

Post a Comment